Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Happy New Year 2020

Alhamdulillah akhirnya tahun ini diberi kesempatan untuk new years eve di Palembang. Tidak perlu merasa sedih dan kesepian lagi seperti tahun-tahun kemarin karena jauh dari keluarga. Alhamdulillah wasyukurillah 🙏🏻 Flashback sedikit ditahun 2019. Ada begitu banyak hal menakjubkan yang sudah aku lalui di sepanjang tahun ini. Sesuatu yang di luar perkiraanku; yang menguras emosi, yang membuat banjir airmata, yang menanamkan kekecewaan serta kebencian yang begitu mendalam, patah hati, sesak -- yaa, semuanya bergumul jadi satu. Bagiku, tahun ini adalah tahun yang menyesakkan -- meski aku juga merasakan kegembiraan lain saat bersama sahabat dan keluarga. Tapi, entahlah! Perasaan sesak ini lebih mendominasi daripada perasaan gembira itu. Entah aku yang terlalu perasa, atau "moment" yang sudah terjadi itu memang luar biasa miris. Tapi... Sudahlah! Semua sudah berlalu. Biarkan "moment miris" itu tertinggal di belakang. Anggap saja sebagai pelajaran untuk lebih baik ke depa

Hello Blog! I'm Back!

Astagaaa... Ternyata postingan terakhir di blog ini bulan Juli kemarin. Itu artinya sudah setengah tahun blog ini mati suri. Oke, sekarang waktunya kita bangkitkan kembali. Tapi, mau curhat soal apa? Lanjutan episode Penasaran part 11? Hahahaaa sebenernya udah ada sih, malah udah saya tulis berbulan-bulan yang lalu. Tapi entah kenapa saya rada males ngeluarinnya dari kolom draft. Apa mungkin karena faktor saya udah mengetahui semua faktanya makanya jadi rada-rada gimana gitu mau dilanjutin blognya. Entahlah! Nanti deh yaa, saya coba kumpulin mood dulu dalam beberapa ini. Kalau memang belum ada curhatan lain yang bisa saya utarakan, baiklah, Penasaran part 11 akan keluar dari persembunyian 😂 Spoiler aja nih, Penasaran part 11 isinya banyak sumpah serapah. Ada banyak kemarahan dan kekecewaan yang tertuang disitu. Dan maybe, itu bakal jadi episode terakhir untuk drama Penasaran yang sudah menghantui saya sejak September 2018 lalu. Yes, saya udah lelah. Udah gak mau berurusan lagi dengan

Penasaran (10)

Terus terang, hingga sampai detik ini aku masih terus bertanya-tanya, perihal doa yang pernah aku panjatkan disepanjang bulan Januari kemarin. Aku lupa detail doanya seperti apa, tapi aku masih ingat inti dari doa yang pernah aku panjatkan tersebut: "Ya Allah, jika memang benat dia bukanlah orang jahat, tolong biarkan kami kembali berteman seperti sediakala. Tapi, jika justru sebaliknya, tolong, tolong jauhkanlah kami yang sejauh-jauhnya, agar kami tidak akan pernah untuk saling bertemu lagi dikemudian hari. Sama sekali tidak meskipun itu hanya sekadar berpapasan muka." Lalu, tak beberapa lama kemudian (sekitar 3 hari berturut-turut setelah aku menyebut doa tersebut di dalam tahajjud), aku mendengar dari salah seorang istri teman kost ku bahwa si pria jahat itu akan angkat kaki dari kosan tersebut. Katanya sih pulang kampung. Kaget??? Bukan lagi! Aku shock! Secepat itukah Tuhan mengabulkan doaku??? Jadi benar, dia bukan pria baik-baik dan dia hanya ingin berbuat jahat padak

Penasaran (9)

Oke, aku nulis lagi! Tadi pas selesai magriban, aku telponan sama salah 1 teman kost ku. Dan kalian tahu aku dapat informasi apa??? Ternyata, sang informan si pria jahat kembali ke kosan itu! Woowwww! Sumpah, kaget banget! Para toxic people ternyata "kumpul kembali" disana. Yang mana itu artinya, mereka jelas tahu bagaimana kabar si pria jahat tersebut :) Oke fix! Aku TIDAK AKAN PERNAH KEMBALI ke kosan tersebut! Hell no! Kecuali jika manusia-manusia toxic itu pada angkat kaki dari sana :)

Penasaran (8)

Salah satu hal terbodoh yang masih aku lakukan hingga sekarang adalah: memikirkan seseorang yang sama sekali tidak pernah memikirkan aku. Itu benar-benar tindakan terbodoh yang tidak pernah berhasil aku hentikan sampai saat ini. Entah apa yang membuatku terus memikirkan sosok jahat itu. Tidak, aku bukan hanya memikirkan, tapi aku masih saja terus mencari. Ya, mencari tahu segalanya tentang dia. Ada rasa penasaran yang belum tuntas, dan itu cukup mengganggu. Harusnya, aku tidak perlu melakukan hingga sejauh ini dan membuatku terus terbelenggu dalam bayangannya. Segala kejahatan yang pernah dia lakukan terhadapku, harusnya bisa menjadi alasan kuat untukku agar bisa segera melupakan dia. Tapi sayangnya aku tidak bisa. Entah karena Tuhan yang memang belum mengizinkan aku untuk move on, atau memang dari akunya saja yang bodoh. Ya kuakui, aku sangat bodoh. Tidak bisa terlepas dari pria yang pernah menjahatiku padahal hal itu cukup mudah untuk dilakukan jika aku bertekad lebih kuat sedikit

Penasaran (7)

Memang, salah satu hal yg cukup berat di dunia ini adalah merelakan sesuatu yang sudah seharusnya hilang. Seperti yang aku rasakan sekarang. Entahlah. Sejujurnya aku sangat membenci kondisi ini. Aku benci terus dihantui oleh ingatan-ingatan di masa lalu -- tentang kamu, yang kini entah berada dimana. Aku ingin menghapus semuanya. Tidak mau ingat dengan kamu lagi. Tidak mau berurusan dengan siapapun yang (masih) ada sangkut pautnya dengan kamu. Tidak mau bertemu kembali dengan kamu meski hanya sekelebat bayangan. Tidak mau tahu apapun kondisi kamu saat ini dan seterusnya. Ya, semua tentang kamu, ingin aku bersihkan sampai benar-benar bersih. Tumpas hingga ke akar-akarnya. Aku tidak mau ada sisa. Kenapa? Karena semua hal yang menyangkut tentang kamu adalah penyakit. Dan itu cukup sulit untuk disembuhkan. Semoga kelak, meskipun nantinya aku akan kembali ke tempat itu, kamu dan aku tidak akan pernah untuk dipertemukan kembali. Tidak! Kita memang tidak perlu untuk bertemu kembali. T

Sebuah Dosa

Sedih lihatnya. Tapi yaa memang semuanya salah aku sihh. Aku tidak bisa menyalahkan "mereka-mereka" itu atas penilaian mereka untuk semua yang sudah aku perbuat. Toh kenyataannya memang seperti itu. Aku memang jahat, sangat jahat. Tapi semua aku lakukan karena keterpaksaan. Ada banyak pertimbangan sampai akhirnya aku harus memilih jalan tersebut -- mau tidak mau. Semoga suatu saat nanti aku bisa segera menebus semua kesalahan itu. Karena bagaimanapun, itu adalah tanggung jawabku. Aku tidak bisa membiarkan sesuatu yang harusnya jadi tanggung jawabku, malah diambil alih secara permanen sama orang lain. Tidak. Aku tidak bisa! Dosa-dosaku perlu ditebus. Tidak bisa dibiarkan terus menumpuk dan membuatku makin terperosok jauh ke dalam panasnya api neraka :)

Penasaran (6)

Teruntuk kamu, yang kini tengah bersembunyi di suatu tempat, aku sudah tahu siapa kamu. Tentang apa yang selama ini kamu sembunyikan, tentang apa yang menjadi sumber permasalahanmu, tentang siapa keluargamu dan dimana alamatmu (meski tidak terlalu detail), bahkan tentang rasa penasaran dan ketidak-yakinanku akan semua ucapan yang pernah kamu lontarkan. Ya, aku sudah tahu semuanya. Kamu tidak perlu tahu darimana aku bisa mendapatkan semua informasi itu. Karena jika kuceritakan, kamu pasti akan terkejut. Sebuah cara "iseng" yang sungguh tidak kusangka malah menjadi jalan untuk membuka segalanya. Tuhan itu maha baik. Disaat aku penasaran dan benar-benar ingin tahu kebenaran dibalik semua sandiwara ini, Tuhan tunjukkan segalanya. Tuhan bukakan jalan untukku. Bahkan saking baiknya Sang Maha Pencipta, informasi yang sifatnya sangat "pribadi" sekalipun, aku juga tahu! Hmmm yaa... Sebelumnya aku minta maaf untuk yang satu ini. Mengetahui rahasia pribadimu sebenarnya tida

Akhirnya Aku Melihatmu (Kembali)

Tadi sore, ketika aku sedang menemani mamaku mencari takjil, aku melihat seseorang. Seseorang yang terakhir kali kutemui ditahun 2016, tepat dihari ulang tahunnya. Menyapanya??? Tentu saja tidak! Aku hanya menatapnya dari kejauhan. Berusaha meyakinkan penglihatanku terlebih dahulu sebelum akhirnya jantung ini berdebar cukup keras begitu tahu ternyata itu benar-benar dia. Lagipula dia juga belum tentu kentara denganku seandainya pun posisi kami berpapasan, karena tadi aku memakai hijab dan juga masker yang menutupi hampir separuh wajahku. Tuhan... 3 tahun sudah aku tidak bertemu dia. Tidak ada yang berubah darinya. Postur tubuh dan garis wajahnya masih tetap sama seperti yang kulihat terakhir kali di bulan Februari waktu itu. Yaa, dia masih sama seperti yang dulu. Terkecuali..... Sikapnya (padaku) :) Aku sempat berkhayal, bagaimana seandainya tadi kami benar-benar berpapasan muka?? Apa yang harus aku lakukan?? Tersenyumkah?? Pura-pura menyapa seperti biasa seolah tak ada masalah, at

Happy Birthday, Pria Jahat!

2 Mei 2019 Teruntuk kamu, pria jahat yang datang hanya untuk mempermainkan aku dan kini entah berada dimana, selamat berulang tahun yaa! Semoga dengan bertambahnya umur kamu ini, kamu bisa lekas berubah. Jadilah pria baik, biar disegani banyak wanita. Jika kamu terus seperti ini, wanita mana yang mau sama kamu??? Perbaiki prinsip hidupmu. Karena dari banyak bulan yang kugunakan untuk mengintai kamu, ada banyak hal didiri kamu yang dirasa kurang pantas untuk wanita-wanita baik di luar sana. Karena serusak-rusaknya seorang wanita, mereka tetap membutuhkan sosok pria "waras" untuk bisa membimbing mereka ke jalan kebenaran. Aku tahu, kamu itu sebenarnya pria baik. Hanya keadaan saja yang membuat kamu jadi seperti ini. Mengutarakan banyak kebohongan-kebohongan yang malah dipercayai betul oleh orang-orang lugu itu, hanya demi sebuah pengakuan. Sungguh, aku benar-benar tidak mengerti, kenapa kamu tega melakonkan drama murahan seperti itu?! Kamu membohongi semua orang, termasuk ak

Jatuh Cinta Tidak Segampang Itu

Beberapa hari kemarin, aku menghadapi sebuah percakapan yang cukup mengusik privasi dengan sepasang suami istri yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku sendiri selama hampir 2 tahun ini. Mereka bertanya perihal kedekatanku dengan seseorang. Anggap saja dia X. "Mia pacaran yaa dengan si X??" "Hah??? Iihhh... Gak lah, pak! Orang kita cuma temenan biasa kok." "Loh, kenapa gak pacaran aja?? Lagian kan dia sudah punya kerjaan tetap, alim pula, agamanya kuat. Dan juga, dia keliatannya SUKA tuh sama Mia. Cuma emang masih keliatan ragu-ragu sih, masih belum yakin betul dianya. Tapi kentara kok kalo dia itu suka sama kamu. Kenapa gak coba kamu pepet balik aja?? Maksudnya, kamu duluan yang mulai. Karena kalo mau nungguin dia yang ngomong duluan, kelamaan. Gak bakal maju-maju. Sayang loh, kapan lagi bisa dapetin cowok kayak gitu. Lagipula, kalian sudah sama2 dewasa. Udah waktunya buat nikah." Gleg! Dalam hati aku ketawa. Benar-benar ketawa ngakak. Karena menurutk

Penasaran (5)

Kamu, Apa kabar??? Jarak diantara kita sudah begitu jauh. Dan hingga tulisan ini kubuat, aku belum juga mengetahui bagaimana kabar kamu sekarang. Ya, bagaimana mungkin aku bisa tahu kabar tentang kamu, jika kontak kamu saja juga ikut menghilang?? Kamu masih ingat aku, kan? Atau, kamu sudah lupa? By the way , aku cuma mau bilang, bahwa aku masih sangat marah dan masih sangat kecewa, saat kau menanggapi dengan dingin 23 pesan yang aku kirim ke kamu waktu itu. Kau tahu, tidak gampang merangkai kata sepanjang itu. Menyusun kalimat satu demi satu dari semua hal yang pernah terjadi diantara kita, menjelaskan dengan sejelas-jelasnya bahkan hingga ke detail yang paling kecil sekalipun. Pesan yang kubuat lalu kukirim padamu dengan derai airmata. Ya, sangat tidak gampang meluruskan kesalahpahaman yang sudah terlanjur semrawut. Tidak gampang mengungkapkan kejujuran sementara di hati ini ada begitu banyak kebencian. Tapi kamu?! Kamu dengan gampangnya menanggapi semua jerih payahku itu -- ya

Penasaran (4)

Kenapa kamu terkesan seperti menghindari aku? KENAPA??? Kamu memang sedang malas berurusan sama aku atau ada sesuatu yang kamu "takuti" dari aku makanya kamu menghindar??? Cepat atau lambat aku pasti akan tahu jawabannya apa!

Penasaran (3)

Kenapa Tuhan hingga saat ini belum juga mengabulkan doaku, belum juga menuntaskan rasa penasaranku: PERIHAL KAMU! Kenapa?

Penasaran (2)

Ada begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk di kepala ini; TENTANG KAMU! Siapa kamu yang sebenarnya? Baikkah? Jahatkah? Benarkah kabar burung yang beredar itu? Dan apa yang selama ini kamu pikirkan tentang aku? Kenapa bisa-bisanya kamu berlaku "tidak adil" padaku, sedangkan kepada orang lain tidak? Dimana letak kurangnya aku? Dimana letak salahnya aku? Tolong jelaskan! Karena aku sudah sangat lelah dengan pikiran-pikiran negatif yang terus menggelayut di otakku. Kamu tentu tidak mau aku terus-menerus su'udzon padamu, kan? Sebelumnya, aku tidak mau peduli tentang kamu. Sama sekali! Tapi, semenjak aku kembali ke tempat itu dan mengukir satu peristiwa -- yang entah apa itu namanya -- mau tidak mau membuat otakku terus berpikir, bahkan hingga saat ini: Apa yang sebenarnya terjadi "pada kita" dan kenapa Tuhan seperti sengaja mempertemukan kita dengan cara tak terduga seperti ini? KENAPA???

K - Awal Mula

Angkuh, cuek, dingin, jutek, judes, songong! Itulah penilaian orang saat pertama kali aku menginjakkan kaki di tempat itu. Ya, tempat yang menjadi sarang persembunyianku selama hampir setahun lamanya. Aku, yang tidak pernah mau peduli dengan orang-orang di sekitarku, sekalipun aku adalah penghuni baru disana. Awalnya, semua biasa-biasa saja. Aku dengan sikap dingin dan songong, terus saja menikmati hidup dalam kesendirian. Sampai suatu hari -- yang entah pada hari keberapa aku bernapas disana -- muncullah sosok baru, dengan ciri khasnya yang membuatku sedikit penasaran. Dan begitu aku mendapatkan jawaban atas rasa penasaran yang sebenarnya tidak terlalu penting itu, akupun kembali ke posisi semula. Menjadi wanita yang angkuh, cuek, dingin, jutek, judes dan songong. Aku, tidak pernah mau peduli dengan sosok baru tersebut. *** (To be continue...)