Jatuh Cinta Tidak Segampang Itu
Beberapa hari kemarin, aku menghadapi sebuah percakapan yang cukup mengusik privasi dengan sepasang suami istri yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku sendiri selama hampir 2 tahun ini. Mereka bertanya perihal kedekatanku dengan seseorang. Anggap saja dia X. "Mia pacaran yaa dengan si X??" "Hah??? Iihhh... Gak lah, pak! Orang kita cuma temenan biasa kok." "Loh, kenapa gak pacaran aja?? Lagian kan dia sudah punya kerjaan tetap, alim pula, agamanya kuat. Dan juga, dia keliatannya SUKA tuh sama Mia. Cuma emang masih keliatan ragu-ragu sih, masih belum yakin betul dianya. Tapi kentara kok kalo dia itu suka sama kamu. Kenapa gak coba kamu pepet balik aja?? Maksudnya, kamu duluan yang mulai. Karena kalo mau nungguin dia yang ngomong duluan, kelamaan. Gak bakal maju-maju. Sayang loh, kapan lagi bisa dapetin cowok kayak gitu. Lagipula, kalian sudah sama2 dewasa. Udah waktunya buat nikah." Gleg! Dalam hati aku ketawa. Benar-benar ketawa ngakak. Karena menurutk