Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

Ketika Kekepoan Kau Anggap Cinta

Apa kau sudah gila, wahai siluman masa laluku??? Sebegitu kurangnya kasih sayang yang kau dapatkan sampai-sampai kau menganggap aksi spy ku sebagai cinta??? Kesintingan macam apalagi itu! Kau tahu, betapa membuncahnya emosi ini kepadamu? Dan kau tahu, betapa aku menyimpan dendam yang menggunung terhadapmu? Jadi apa itu yang kau sebut "cinta"??? Sedikitpun aku tak memiliki rasa lagi padamu. Semuanya hambar. Sehambar drama yang selama ini sering kau lakonkan di hadapan para penonton setiamu! Yang ada kini hanyalah perasaan dendam. Aku begitu membencimu. Amat sangat membencimu. Barang setitikpun aku tak bisa melihatmu hidup bahagia. Yah, itulah kenapa aku masih mengintaimu diam-diam. Karena aku benci kamu!!! Aku membenci kamu! Aku mendendami mu! Jadi tolong hentikan semua perkataan konyolmu itu! Aku tak lagi mencintaimu. Namamu sudah lama terhapus dari hati ini! Bersih! Bahkan bayangannya pun sudah lenyap sama sekali. Aku mengintaimu karena aku dendam! Aku tak ingin melihatm

Ikhlaskan...

Mungkin ini sudah saatnya bagiku untuk mengikhlaskanmu. Walau sebenarnya aku sendiri tak yakin dengan keputusan yg kubuat. Aku ingin terus maju memperjuangkanmu, menarikmu kembali ke sisiku, tapi sepertinya sulit. Wanita itu terlalu erat mengikatmu sampai-sampai aku tak punya cela untuk mengambil alih dirimu. Aku mencintaimu. Itu benar. Dan aku mencemburuimu dengan begitu butanya. Itu juga benar. Tapi aku tersadar, segala sesuatu itu ada batasannya. Tak mungkin aku terus-terusan berharap pada sesuatu yg nyatanya memang harus terbang tinggi. Kekuatan yg dulu kupunya, sekarang kian melemah. Aku makin tak mampu untuk mengejarmu yg terus meninggi. Aku hanya bisa menunggumu disini, berharap kau akan berbalik arah dan mengepakkan sayapmu ke arahku. Walau aku tau itu kemungkinannya sangat kecil sekali. Sekali lagi kukatakan, aku mencintaimu. Tak peduli siapa yg saat ini ada di sisimu dan bagaimana caramu memperlakukanku dengan begitu dinginnya, hatiku ini tetap memilihmu. Meski aku berkata