Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Penasaran (10)

Terus terang, hingga sampai detik ini aku masih terus bertanya-tanya, perihal doa yang pernah aku panjatkan disepanjang bulan Januari kemarin. Aku lupa detail doanya seperti apa, tapi aku masih ingat inti dari doa yang pernah aku panjatkan tersebut: "Ya Allah, jika memang benat dia bukanlah orang jahat, tolong biarkan kami kembali berteman seperti sediakala. Tapi, jika justru sebaliknya, tolong, tolong jauhkanlah kami yang sejauh-jauhnya, agar kami tidak akan pernah untuk saling bertemu lagi dikemudian hari. Sama sekali tidak meskipun itu hanya sekadar berpapasan muka." Lalu, tak beberapa lama kemudian (sekitar 3 hari berturut-turut setelah aku menyebut doa tersebut di dalam tahajjud), aku mendengar dari salah seorang istri teman kost ku bahwa si pria jahat itu akan angkat kaki dari kosan tersebut. Katanya sih pulang kampung. Kaget??? Bukan lagi! Aku shock! Secepat itukah Tuhan mengabulkan doaku??? Jadi benar, dia bukan pria baik-baik dan dia hanya ingin berbuat jahat padak

Penasaran (9)

Oke, aku nulis lagi! Tadi pas selesai magriban, aku telponan sama salah 1 teman kost ku. Dan kalian tahu aku dapat informasi apa??? Ternyata, sang informan si pria jahat kembali ke kosan itu! Woowwww! Sumpah, kaget banget! Para toxic people ternyata "kumpul kembali" disana. Yang mana itu artinya, mereka jelas tahu bagaimana kabar si pria jahat tersebut :) Oke fix! Aku TIDAK AKAN PERNAH KEMBALI ke kosan tersebut! Hell no! Kecuali jika manusia-manusia toxic itu pada angkat kaki dari sana :)

Penasaran (8)

Salah satu hal terbodoh yang masih aku lakukan hingga sekarang adalah: memikirkan seseorang yang sama sekali tidak pernah memikirkan aku. Itu benar-benar tindakan terbodoh yang tidak pernah berhasil aku hentikan sampai saat ini. Entah apa yang membuatku terus memikirkan sosok jahat itu. Tidak, aku bukan hanya memikirkan, tapi aku masih saja terus mencari. Ya, mencari tahu segalanya tentang dia. Ada rasa penasaran yang belum tuntas, dan itu cukup mengganggu. Harusnya, aku tidak perlu melakukan hingga sejauh ini dan membuatku terus terbelenggu dalam bayangannya. Segala kejahatan yang pernah dia lakukan terhadapku, harusnya bisa menjadi alasan kuat untukku agar bisa segera melupakan dia. Tapi sayangnya aku tidak bisa. Entah karena Tuhan yang memang belum mengizinkan aku untuk move on, atau memang dari akunya saja yang bodoh. Ya kuakui, aku sangat bodoh. Tidak bisa terlepas dari pria yang pernah menjahatiku padahal hal itu cukup mudah untuk dilakukan jika aku bertekad lebih kuat sedikit