Bidadari Broken Diary

Bismillah... Akhirnya aku kembali lagi. Iya, kembali lagi ke blog ini setelah sekian lama aku meninggalkannya. Hmmm....sebenernya gak ditinggalin gitu juga sih. Ada beberapa kali aku mau ngeblog tapi batal. Gak tau apa yang mau ditulis (padahal rancangan kata-kata sudah menumpuk di otak, tapi tetap saja tak bisa tersampaikan begitu saja melalui sebuah tulisan). Oke sebelumnya aku mau mengucapkan "selamat pagiii...." Selamat pagi buat hari ini yang terasa sejuk setelah semalaman diguyur hujan. Selamat pagi buat hati yang selalu menanti sebuah pesan singkat muncul di chat bbm. Selamat pagi buat hati yang telah dikecewakan. Dan selamat pagi buat hati yang telah dibohongi berulang kali oleh dia sang pemain drama! Oke, selamat pagi aja yaa! Semoga harimu menyenangkan. Semoga banyak kisah-kisah indah yang tercipta hari ini. Semoga tidak ada kata luka yang dituliskan. Dan semoga tidak ada gambaran amarah seperti hari-hari sebelumnya. Selamat pagi dan selamat berdrama ria! Uppss

Hmmm... Mungkin! Entahlah, aku sendiri tidak yakin. Terlebih lagi dengan takdirku yg seperti ini. Aku tahu Tuhan itu tidak tidur. Tuhan maha mengetahui setiap detail kejadian yang menimpa kita, sekecil apapun itu. Dan Tuhan maha tahu mana yang terbaik buat umatNya. Walau terkadang kita salah mengartikan pilihan yg dipilihkan Tuhan untuk kita. Karna Tuhan bisa saja menempatkan kita pada pilihan yg kita anggap salah. Tapi yaahh...kita ini cuma manusia biasa. Tidak semua orang bisa menerima keadaan terburuk yang menimpa dirinya. Tidak semua orang bisa menerima kesakitan, tidak semua orang bisa menerima masa lalu yang kelam. Tidak semua orang, catet!! Banyak sekali orang yang mengeluh bahkan "mengutuk" Tuhan itu sendiri atas kejadian pahit yang ditimpakan. Menganggap Tuhan itu tidak adil, menganggap Tuhan itu begitu jahat, meskipun terkadang tanpa kita sadari, ada hikmah dibalik semua kejadian yang terjadi. Kadang, sering kali aku berpikir, mungkinkah Tuhan tidak sayang p

Entah perasaan apa ini namanya. Semuanya berkecamuk, berbaur menjadi satu. Resah, gelisah, ketakutan, kecemasan, semua meluap bersama emosi dan airmata yang tak terbendung. Tuhan... Engkau maha mengetahui apa yang saat ini tengah aku rasakan. Bagaimana kondisi hatiku saat ini. Tanpa perlu aku jelaskan, Engkau sudah mengetahuiNya terlebih dahulu. Tuhan... Sesungguhnya saat ini aku membutuhkan sebuah pelukan. Aku membutuhkan sebuah rangkulan. Aku membutuhkan uluran tangan itu. Aku membutuhkan suara itu... Tuhan... Seandainya bisa dilukiskan, beginilah gambaran kondisiku saat ini... *tepi jurang - lemah - sendiri - gelap - tanpa pegangan - tanpa ada seorangpun - tanpa ada setitik cahaya - lorong gelap - merangkak - terluka* Tuhan... Mungkin ini sedikit berlebihan. Tapi sesungguhnya inilah yang tengah kurasakan saat ini... Okee berbicara tentang jurang... Tuhan...Kau tahu, saat ini aku tengah berdiri di tepi jurang sendiri, dengan kondisi lemah - sangat lemah mal